Thursday, September 9, 2021

Aplikasi percakapan Palapa & Whatsapp

 Kabar gembira! Apakah anda kwatir data pribadi anda bocor atau leluasa lepas kendali dari ranah hukum Indonesia? Kini ada aplikasi percakapan yang data fisiknya tersimpan di ranah hukum Indonesia. Aplikasi percakapan tersebut bernama Palapa

Namun mari kita bandingkan dengan aplikasi percakapan populer, Whatsapp. WhatsApp pada awal Q1 2021 mencanangkan fitur produktivitas dgn memberikan kemudahan akses pada empat perangkat tambahan, tanpa harus online-kan perangkat smartphone. Sementara Palapa menambahkan percakapan video. Kualitas percakapan audio nya jernih.

Palapa:

  • Penyimpanan data anda ada di wilyah ranah hukum Indonesia. 
  • Dapat diakses di perangkat tambahan baik di perangkat smartphone maupun desktop, tanpa harus onlinekan perangkat smartphone.
  • Dominan warna merah. Ada kesan unsur warna bendera Indonesia, yaitu merah. Merah pertanda berani. Berani karena benar. Begitulah kira kira.
  • Fitur panggilan suara dan video tersedia
  • Layanan tersedia hanya bagi SIM card berbasis di Indonesia 

Secara menyeluruh aplikasi percakapan Palapa dikembangkan berfokus pada keamanan dan privacy pengguna dan bertahap menyesuaikan dengan fitur produktivitas.

Aplikasi Palapa ini sebenarnya pembuatannya dikomandani oleh guru saya (Bpk Gildas) di bidang keamanan informasi dan di dukung oleh dosen saya ketika kuliah tehnologi informasi (Bpk Onno). 



    Secara menyeluruh aplikasi percakapan Whatsapp dikembangkan berfokus pada fitur produktivitas dan bertahap menyesuaikan dengan fitur keamanan dan privacy. Mari kita bandingkan aplikasi percakapan milik Amerika berikut ini. 

Whatsapp:

  • Penyimpanan data bukan wilayah hukum Indonesia, yaitu wilayah internasional
  • Dapat di akses di empat perangkat tambahan, tanpa harus onlinekan perangkat smartphone
  • Dominan warna hijau dan ada kesan seperti rumput hijau yang menyebar luas ke seluruh penjuru dunia.
  • Fitur panggilan suara dan video tersedia.
  • Layanan tersedia bagi SIM card berbasis internasional 




 

Sunday, September 22, 2019

Hati-hati bernazar. Santapan Harian. Rabu, 13 Mei 2015

Kenapa nazar laki-laki dan perempuan dibedakan secara ekstrem? Ada pesan yang sangat kuat bahwa seorang perempuan bergantung pada laki-laki, entah itu ayahnya atau suaminya. Pengecualian atas hal ini hanya berlaku pada janda dan perempuan yang diceraikan. Kita perlu ingat bahwa aturan ini berasal dari masa yang sangat berbeda dengan masa kita sekarang ini.

Seorang laki-laki dewasa pada masa itu bertindak sebagai pribadi independen, sehingga ia leluasa mengucapkan sebuah nazar. Masyarakat - juga Tuhan, dalam hal ini - akan menganggap serius nazar tersebut. Maka, ia wajib menepatinya. Oleh karena itu, seorang laki-laki harus berpikir baik-baik apa yang akan dia ucapkan, jangan sembarangan berujar. Satu contoh tragis dalam hal bernazar secara sembarangan, kita jumpai pada kisah Yefta (Hak. 11:29-40).

Sementara itu, perempuan tidak memiliki kebebasan maupun kedudukan sosial yang sama dengan laki-laki pada masa itu. Perempuan tidak mempunyai akses terhadap sumber penghidupan dan kepemilikan aset. Secara sosial dan legal, posisi dan status mereka pun berbeda. Dalam kondisi demikian, bisa jadi seorang perempuan tidak mempunyai kapasitas untuk memenuhi nazarnya sendiri. Konsekuensi dari nazar yang dia ucapkan mungkin sekali akan menjadi tanggung jawab dari laki-laki terdekat yang menjadi penanggungjawabnya, entah itu ayah atau suaminya. Itulah alasan di balik perbedaan aturan bernazar ini. Bagi laki-laki yang menanggung perempuan, ia jadi memiliki kewajiban ekstra untuk mencermati arti dan konsekuensi nazar itu karena Tuhan tetap memandang setiap nazar dengan serius sehingga jika nazar itu tidak dibatalkan dalam waktu yang ditentukan, nazar itu tetap berlaku secara penuh sebagaimana nazar yang diucapkan laki-laki.

Aturan ini merupakan peringatan bagi kita untuk berhati-hati dengan perkataan kita. Jangan sembarangan berucap. Pertimbangkan baik-baik ikrar atau janji yang kita ucapkan di hadapan Tuhan. Yakinkan diri bahwa Anda sanggup menepatinya.


Friday, September 20, 2019

Mazmur 102 Berdoalah

Tafsir Alkitab oleh Matthew Henry's Concise atas Mazmur102
The whole word of God is of use to direct us in prayer; but here, is often elsewhere, the Holy Ghost has put words into our mouths. Here is a prayer put into the hands of the afflicted; let them present it to God. Even good men may be almost overwhelmed with afflictions. It is our duty and interest to pray; and it is comfort to an afflicted spirit to unburden itself, by a humble representation of its griefs. We must say, Blessed be the name of the Lord, who both gives and takes away. The psalmist looked upon himself as a dying man; My days are like a shadow.
Edit dan terjemahan
Seluruh firman Allah berguna untuk mengarahkan kita dalam doa; tetapi di sini, sering di tempat lain, Roh Kudus telah menaruh kata-kata ke dalam mulut kita. Ini adalah doa yang diberikan ke tangan orang yang menderita; biarkan mereka menyerahkannya kepada Tuhan. Bahkan pria yang baik pun mungkin hampir kewalahan dengan penderitaan. Adalah tugas dan minat kita untuk berdoa; dan itu adalah penghiburan bagi roh yang menderita untuk melepaskan beban dirinya, dengan representasi kesedihannya yang rendah hati. Kita harus mengatakan, Terpujilah nama Tuhan, yang memberi dan mengambil keduanya. Pemazmur memandang dirinya sebagai orang yang sedang sekarat; Hari-hariku seperti bayangan.

 Tafsiran Audio Mazmur 102, menit ke 20 sebuah contoh doa Kristus dalam menghadapi kesengsaraan hebat Ia rasakan. Sebuah kesengsaraan manusia yang disampaikan melalui doa.

Sunday, August 11, 2019

Air mataku Kau taruh kedalam Kirbat-Mu

11 Agustus 2019
Gereja Kristus Yesus Jemaat Kebayoran  Baru
Oleh: Pdt. Petroes S. Soeryo
KU2: Minggu, 10.00
Air mataku Kau taruh kedalam Kirbat-Mu

Saturday, June 8, 2019

AI Potcast: A Joint Discussion on AI, Agtech with Grownetics CEO

Part of other world is on future. And Indonesia is just part of the
world, where this A.I will bring all world from future to now. A podcast
AI for growing plant

AI Potcast: A Joint Discussion on AI, Agtech with Grownetics CEO


Tuesday, July 10, 2018

Berhala vs Tuhan


Saya menunda membagikan bagaimana menikmati Firman Tuhan, dengan menggunakan tehnologi masa kini dan memilih membagikan renungan penting ini.
Mohon maklum duplikat gambar. Belum mahir menggunakan Blogger ini😁.

10 Juli 2018, Jakarta

Renungan Yehezkiel 14, 15 | Gerakan Membaca Alkitab

Renungan: Apa yang menjadi berhala kita?
Akulah TUHAN, DEMIKIAN berkali kali, Tuhan menyatakan mulai dari Yehezkiel 1 hingga 15. Dia mau manusia mengetahui dan mengenal siapakah Dia. Ia juga pernah berkata, "AKU ADALAH AKU". Keluaran 3:14. Karena Dia amat sangat Unique, Dia tidak mau di samakan dengan apa pun. Tiada yang dapat menyamai Nya, dan mengantikan Nya dalam hubungan NYA, dengan kita umat Nya.

Amarah Nya menghardik bangsa Israel, bangsa yang pernah mengenal Nya. Bukankah kita umat Nya, yang juga pernah mengenal Nya, paling tidak saat kita pertama kali mengenalNya dalam pernyataan iman kita, saat dibaptis,bukan? Seperti apa anda (baca saya) selama ini mengenal Nya?

Bilamana anda (baca aku) belum sepenuhnya mengenal Nya, paling tidak anda... (baca daku) jangan jangan lebih mengenal berhala berhala ( baca menggunakan waktu melihat dan mendengar isi smartphone yang tidak berkenan bagi Nya)  di hadapan Nya! Ya, di hadapanNya, karena Dia maha hadir/omni present!

Tidakkah Tuhan YESUS akan muak dan segera datang menghakimi umatNya, yang tidak mengenal Nya lagi, karena hati umatnya telah condong pada berhala masa kini yang menarik dengan warna warni serta suara dan gambar yang semu? Bagaimana anda gunakan waktu-waktu tersedia. Apa-apa saja yang menjadi perhatian bagi pribadi kita, akan apa yang selama ini menjadi:
  • Beban atau kesukaan pikiran kita, 
  • Akan apa yang memuaskan jiwa kita (baca isi smartphone akan lelucon tidak mendidik. Oops adakah lelucon yang mendidik :-)) dan 
  • Akan tenaga yang kita keluarkan untuk apa manfaatnya selama ini. 
  • Adakah kita sudah melayani Tuhan, 
  • Atau setidaknya melayani pekerjaan Tuhan. 
Singkatnya jangan berhalakan waktu kita sia sia, tanpa mengenal Nya, kembali; atau marilah kita kembali mengenalnya lebih penuh lagi!
Doa: Ya Roh Kudus pekakanlah, saya/kami dalam menggunakan waktu dan menghitung waktu agar kami tidak terjebak oleh berhala berhala yang menarik pemandangan mata dan telinga kami, jebakan yang mencoba menyegarkan jiwa kami. Ajarkan kami cekatan menggunakan waktu untuk memuliakan Engkau, Tuhan ALLAH ku!  Bawalah kembali kembali mengenal Mu, Tuhan ALLAH kami, YESUS KRISTUS, melalui pembacaan Firman Mu dan dimampukan melakukan Firman Mu dengan riang dan gembira, untuk kemulian Mu, saja.
Amin!